JAKARTA—Akibat banjir yang melanda Ibukota, beberapa wilayah mengalami kekurangan air besih, terutama untuk air minum. Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Besar Teknologi Kesehatan Lingkungan (BBTKL), Unit Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan, menempatkan mesin pengolah air minum dan air bersih.
“Sehubungan dengan upaya membantu ketersediaan air bersih saat bencana banjir di DKI Jakarta, maka kami menempatkan mesin pengolah air minum dan air bersih (reverse osmosis/RO), untuk mendukung suplai air minum dan air bersih bagi warga,” kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, dalam surat elektroniknya hari ini, Minggu (20/1/2013).
Dia menuturkan mesin tersebut bisa mengolah air sumur warga yang tidak terkena banjir menjadi air minum, dengan kapasitas 200 liter per jam melalui proses filterisasi berlapis dan ultraviolet.
Selain itu, lanjutnya, mesin ini juga dapat memproduksi air bersih dengan kapasitas yang lebih besar lagi. Keberadaan alat ini sangat membantu dan banyak dimanfaatkan warga sekitar yang terkena dampak banjir.
Menurut pemantauan tim Ditjen P2PL tadi malam (Sabtu 19/1/2013), katanya, mesin RO tersebut telah memproduksi sedikitnya 2000 liter air minum, yang dimanfaatkan warga.
Tjandra mengatakan BBTKL juga melakukan pengambilan sampel makanan dan minuman dari dapur umum, di 5 lokasi di wilayah bukit duri (18 sampel makanan dan 1 sampel air bersih). Yaitu di Posko RW 12, Posko Kel. Bukit Duri, Posko RW 04, Posko RW 09, dan Posko Attahiriyah. Sampel diuji secara kimiawi maupun biologi.
Sumber : Bisnis.Com
“Sehubungan dengan upaya membantu ketersediaan air bersih saat bencana banjir di DKI Jakarta, maka kami menempatkan mesin pengolah air minum dan air bersih (reverse osmosis/RO), untuk mendukung suplai air minum dan air bersih bagi warga,” kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, dalam surat elektroniknya hari ini, Minggu (20/1/2013).
Dia menuturkan mesin tersebut bisa mengolah air sumur warga yang tidak terkena banjir menjadi air minum, dengan kapasitas 200 liter per jam melalui proses filterisasi berlapis dan ultraviolet.
Selain itu, lanjutnya, mesin ini juga dapat memproduksi air bersih dengan kapasitas yang lebih besar lagi. Keberadaan alat ini sangat membantu dan banyak dimanfaatkan warga sekitar yang terkena dampak banjir.
Menurut pemantauan tim Ditjen P2PL tadi malam (Sabtu 19/1/2013), katanya, mesin RO tersebut telah memproduksi sedikitnya 2000 liter air minum, yang dimanfaatkan warga.
Tjandra mengatakan BBTKL juga melakukan pengambilan sampel makanan dan minuman dari dapur umum, di 5 lokasi di wilayah bukit duri (18 sampel makanan dan 1 sampel air bersih). Yaitu di Posko RW 12, Posko Kel. Bukit Duri, Posko RW 04, Posko RW 09, dan Posko Attahiriyah. Sampel diuji secara kimiawi maupun biologi.
Sumber : Bisnis.Com
Tidak ada komentar:
Write komentar