Sekarang ini, kalau anda berkendaraan
memasuki tol jagorawi (Jakarta Bogor dan Ciawi), sebuah fenomena baru
tengah terjadi tentang air. Coba buktikan: hentikan mobil anda di
pinggir jalan, duduklah barang sebentar, mungkin lima atau sepuluh
menit. Tengoklah di kanan atau kiri anda, ada berapa mobil tangki
berukuran 8000 liter, hilir mudik
mengangkut air.
Dari mana air itu ditimba? Ya, air itu adalah air
bersih dari Puncak Gunung Gede Pangrango. Truk-truk itu bertuliskan:
"Air minum dari mata air Gunung Salak, ada juga dituliskan: Air dari
Gunung Gede Pangrango, atau bertuliskan Air dari Cijeruk, Sukabumi.
Fenomena ini merupakan bukti paling aktual
tentang kondisi Jakarta yang sangat tergantung pada air dari gunung yang
berada di propinsi tetangganya. Bukan itu saja, air kemasan dengan
mereka ternama yang dipaket dari kaki Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango telah mengalir sampai jauh, bukan saja ke Jakarta, tetapi ke
pelosok-pelosok tanah air, dari Aceh (di bagian Barat) hingg Papua di
Bagian Timur. Air tersebut juga dijumpai di Singapura hingga Saudi
Arabia.
Mengapa orang-orang di Jakarta sekarang beralih
ke air pegunungan? Kondisi lingkungan dan air tanah yang tercemar
merupakan penyebabnya. "Air tanah dan sumur di Jakarta, tidak nyaman
lagi dikerongkongan, kata Aminuddin yang tinggal di bilangan Jakarta
Timur. Kini sejumlah keluarga kelas menengah di Jakarta, mulai
menggantungkan air bersih untuk minum dan memasak dari air pegunungan.
Lagi pula. keadaan populasi yang terus bertambah
padat, tercemarnya tanah, tidak banyak lagi ruang terbuka, mengakibatkan
air tanah di Jakarta sulit kembali menjadi normal. Banyaknya bangunan
mengakibatkan resapan air tanah malah menghilang terbawa ke laut.
Akibatnya, air tanah semakin langka dan kota Jakarta menjadi rentan
kekeringan.
Musim kemarau tahun 2004, misalnya, harian Kompas
( 4/9) melaporkan, sebagian besar wilayah Jakarta mengalami kekeringan
air tanah dangkal. Dicatat dari 267 kelurahan di Jakarta, 24 kelurahan
mengalami kekeringan air tanah dangkal sangat kritis, 110 kelurahan
masuk dalam kategori kritis. Laporan empat tahun lalu tersebut juga
mengutip Dinas Pertambangan DKI Jakarta beberapa kecamatan di Jakarta
mengalami krisis air dengan indikasi kedalaman air yang bertambah turun.
Kawasan
yang masuk kategori sangat kritis yaitu yang memiliki
kedalaman muka air tanah lebih dari 18 meter. Kawasan ini termasuk
Kecamatan Cempaka Putih, Johar Baru, Senen, Menteng (Jakarta Pusat);
Kembangan Kebon Jeruk (Jakarta Barat); Setiabudi, Kebayoran Lama, Tebet,
Pasar Minggu, Jagakarsa (Jakarta Selatan); dan Pulo Gadung, Duren
Sawit, Makassar, Cipayung, Ciracas, Pasar Rebo (Jakarta Timur).
Selebihnya, rupanya hampir seluruh kawasan
Jakarta dimasukkan dalam zona kritis yang memiliki kedalaman muka air
tanah antara 12-18 meter. Kawasan ini termasuk, Menteng, Tanah Abang,
Senen, Johar Baru, Cempaka Putih (Jakpus); Kalideres, Cengkareng, Kebon
Jeruk (Jakbar); Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Setiabudi, Tebet,
Cilandak, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pasar Minggu, Pancoran,
Jagakarsa (Jaksel); dan Pulo Gadung, Cakung, Jatinegara, Ciracas, Duren
Sawit, Makassar, Matraman, Cipayung, Pasar Rebo, Kramat Jati (Jaktim).
Maka tidak heran, di kawasan tersebut, bila terjadi tidak hujan dalam
bebarapa minggu, sumur menjadi kering dan air tanah di kawasan ini
menghilang.
Kondisi Air Sungai
Jangan mengharapkan lagi air yang mengalir dari
Sungai yang sehat. Karena semua orang tahu, Sungai Ciliwung, Citarum
yang mengairi waduk Jatiluhur, yang emudian
mengarah ke Kalimalang yang merupakan nadi gelontoran
air dari Puncak Gunung Gede Pangrango, telah lama tercemar. Menyedihkan
lagi, bukan hanya sungai di Pulau Jawa yang tercemar juga di
daerah-daerah lainnya. Pencemaran air, merupakan kasus krusial di Jawa,
17 dari 62 Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis berada di Jawa. Jawa
menduduki peringkat pencemaran air tertinggi, yaitu 83% dari seluruh
kasus pencemaran air di Indonesia.
Pada tahun 2005, KLH dalam Status Lingkungan
Hidup Indonesia (SLHI) mencatat dari 30 sungai besar di Indonesia,
kualitasnya menurun 50% tidak memenuhi standar kelas kualitas kelas I,
artinya keadaan tingkatan ini, kualitas air tidak dapat dimanfaatkan
untuk diminum.
Selain itu, dikarenakan tekanan penduduk
perkotaan terutama di Pulau Jawa, kondisi air tanah mengalami
eksploitasi yang berlebihan sejalan dangan buruknya sanitasi dan tata
kota yang tidak teratur yang mengakibatkan air terkontaminasi dengan
kuman tinja (faecal coli).
Kondisi ini pada ujungnya bisa mengakibatkan
kawasan tersebut dapat menjadi rentan terhadap wabah diare. Kontaminasi
ini diakibatkan oleh sumur yang berdekatan dengan septic tank, atau
kawasan pinggiran sungai dan saluran air yang masih tidak tertata dan
dijadikan tempat pembuangan tinja.
Lebih parah lagi, laporan SLHI 2005 mencatat, di
kawasan industri di Kabupaten dan Kota Bandung, muka air tanah menurun
drastis mencapai 40-80 m dibawah permukan tanah, kecenderungan ini
semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya yang diakibatkan oleh
bayaknya air yang disedot melaui sumur-sumur bor. Pertumbuhan industri
dan kebutuhan perhotelan yang sangat massif memerlukan air dan apabila
pemerintah daerah tidak menyediakan infrastruktur dan ketersediaan air
yang memadai, maka air tanah adalah solusinya. Contohnya di Bandung,
pada 2003 telah tercatat ada 2.258 sumur bor dan menyedot sebanyak 50,6
juta m3 air sedangkan pada tahun 2005 sedotan air meningkat menjadi 51,4
juta m, sama dengan 51,4 milyar liter air atau setara dengan 527 juta
truk air berukuran 2000 liter.
Maka, adalah tidak aneh, jika saat ini, Jakarta,
Bandung dan sekitarnya sangat memerlukan pasokan air bersih yang
menyehatkan dari puncak gunung baik berasal dari Cianjur, Sukabumi dan
Bogor.
air curah mata air gunung salak, harga air gunung, harga air pegunungan per tangki, jual air gunung salak, supplier air gunung salak, supplier air minum isi ulang, supplier air minum pegunungan, supplier air pegunungan bogor.
air curah mata air gunung salak, harga air gunung, harga air pegunungan per tangki, jual air gunung salak, supplier air gunung salak, supplier air minum isi ulang, supplier air minum pegunungan, supplier air pegunungan bogor.
Tidak ada komentar:
Write komentar