Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi[1].
Untuk konsumsi air minum
menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air
dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini
telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam,
tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
1. Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000
kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan
ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas
terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk,
tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang
tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun
ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk
mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
• Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai
sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya
membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di
saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
• Air permukaan dan air bawah tanah.
Sumber-sumber air bersih ini
biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan sumber air seperti:
1. Pertanian. Penghamburan air akibat ketiadaannya
penyaluran air yang baik pada lahan yang diairi dengan irigasi (untuk
penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat terjadinya kubangan dan
penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya produktivitas air dan
tanah [2]
2. Industri. Walaupun industri menggunakan air jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang
industri mungkin membawa dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi.
Pertama, penggunaan air bagi industri sering tidak diatur dalam kebijakan
sumber daya air nasional, maka cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah
industri yang tidak diolah dapat menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau
air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air
buangan industri sering dibuang langsung ke sungai dan saluran-saluran,
mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan laut, atau
kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah
tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan
ini sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat
sehingga sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang
sangat besar tidak dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.
3. Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah
tangga.
* Di negara berkembang: Di beberapa
tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian
selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan sumur
pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24
hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya
pemompaan atau pengairan. Pada sebuah konferensi air pada tahun 2006 wakil dari
suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor
tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan kekeringan dan
peningkatan kadar garam.
* Di negara maju seperti Amerika
Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung hanya pada
jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok
secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem
jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektare menjadi 8 juta,
dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini
sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah negara bagian.
Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari
limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran
berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai
Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai
akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak
bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk
memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya.
Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana
rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena
langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat
diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak
tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi
penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan
merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses
pengolahan.
Tidak ada komentar:
Write komentar